sekilas.co – Meta dikabarkan baru saja merilis panduan yang dapat digunakan para kontraktornya untuk melatih chatbot kecerdasan buatan (AI), sehingga mampu mencegah obrolan tidak pantas dengan pengguna anak-anak.
Kabar ini dilaporkan Engadget pada Senin, mengacu pada Business Insider yang pertama kali memperoleh panduan tersebut. Langkah ini merupakan upaya Meta untuk menangani potensi eksploitasi seksual terhadap anak secara lebih efektif dan mencegah mereka terlibat dalam percakapan yang tidak sesuai usia.
Pada Agustus 2025, Meta menyatakan sedang mengembangkan batasan baru untuk AI, setelah Reuters melaporkan bahwa kebijakan sebelumnya memungkinkan chatbot “melibatkan anak dalam percakapan romantis atau sensual.”
Meta menilai laporan tersebut keliru dan tidak sesuai dengan kebijakan mereka, sehingga ketentuan itu akhirnya dihapus.
Dalam dokumen panduan terbaru yang diterima Business Insider, Meta menjelaskan jenis konten yang boleh dan tidak boleh diterima oleh chatbot AI mereka.
Dokumen tersebut secara tegas melarang konten yang “memungkinkan, mendorong, atau mendukung” pelecehan seksual anak, termasuk permainan peran romantis jika pengguna masih di bawah umur.
Jika AI diminta berperan sebagai anak di bawah umur, atau memberikan saran tentang potensi kontak fisik romantis atau intim dengan pengguna yang masih anak-anak, hal tersebut dilarang. Chatbot tetap dapat membahas topik seperti pelecehan, namun tidak boleh terlibat dalam percakapan yang memungkinkan atau mendorongnya.
Dalam beberapa bulan terakhir, chatbot AI menjadi sorotan berbagai media massa karena menimbulkan kekhawatiran terkait potensi bahayanya, terutama bagi anak-anak.
Pada Agustus 2025, Federal Trade Commission (FTC) AS meluncurkan penyelidikan formal terhadap chatbot AI, tidak hanya dari Meta, tetapi juga perusahaan lain, termasuk Alphabet (Google), Snap (Snapchat), OpenAI, dan X.AI.





