sekilas.co – Komisi Eropa sedang menyelidiki kebijakan Meta yang menyediakan chatbot kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) bagi pengguna aplikasi WhatsApp.
Menurut laporan TechCrunch, Kamis (4/12), badan eksekutif Uni Eropa itu akan melakukan investigasi antimonopoli terkait langkah Meta yang melarang perusahaan AI lain menggunakan perangkat bisnis WhatsApp untuk menawarkan chatbot AI mereka kepada pengguna.
Pada Oktober, WhatsApp mengubah kebijakan API bisnisnya dengan melarang chatbot serbaguna di aplikasi obrolan, dengan alasan API tersebut tidak dirancang sebagai platform untuk mendistribusikan chatbot. Perubahan kebijakan yang dijadwalkan berlaku mulai Januari ini akan memengaruhi ketersediaan chatbot AI dari perusahaan seperti OpenAI, Perplexity, dan Poke di WhatsApp, namun tidak akan berdampak pada pelaku usaha yang menggunakan AI untuk melayani pelanggan.
Komisi Eropa menilai kebijakan tersebut dapat menghambat penyedia AI pihak ketiga dalam menawarkan layanan mereka melalui WhatsApp di Kawasan Ekonomi Eropa. Akibatnya, penyedia AI pesaing mungkin diblokir untuk menghubungi pelanggan mereka melalui WhatsApp, sementara layanan Meta AI tetap dapat diakses pengguna platform.
Wakil Presiden Eksekutif Komisi Eropa untuk Transisi Bersih, Adil, dan Kompetitif, Teresa Ribera, menekankan pentingnya memastikan warga dan bisnis Eropa memperoleh manfaat penuh dari teknologi AI di tengah pertumbuhan pesat pasar AI.
“Kita harus memastikan warga dan bisnis Eropa bisa memanfaatkan revolusi teknologi ini sepenuhnya dan mencegah pelaku bisnis digital dominan menyalahgunakan kekuasaan mereka untuk menyingkirkan pesaing inovatif,” ujarnya.
“Inilah alasan kami menyelidiki apakah kebijakan baru Meta melanggar aturan persaingan usaha dan apakah tindakan cepat diperlukan untuk mencegah kerugian yang tidak dapat diperbaiki terhadap persaingan di sektor AI,” tambah Ribera.
Jika terbukti melanggar aturan, Meta dapat dikenai denda hingga 10 persen dari pendapatan tahunan globalnya serta sanksi tambahan lainnya.
WhatsApp membantah tuduhan Komisi Eropa sebagai “tidak berdasar”, dan menyatakan bahwa pengguna tetap memiliki banyak pilihan untuk mengakses chatbot dari perusahaan AI pesaing.
Juru bicara WhatsApp menjelaskan melalui surel, bahwa chatbot AI di API Bisnis membebani sistem yang tidak dirancang untuk layanan semacam itu. “Meski begitu, ruang AI sangat kompetitif, dan orang-orang memiliki akses ke layanan pilihan mereka melalui berbagai cara, termasuk toko aplikasi, mesin pencari, layanan email, integrasi kemitraan, dan sistem operasi,” ujarnya.





