Menpan RB dan Diaspora Singapura Bahas Manajemen Talenta Digital

foto/ilustrasi

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas berdialog dengan diaspora Indonesia di Singapura mengenai transformasi digital pemerintah melalui penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).

“Banyak masukan yang saya terima dari para diaspora, dan pemikiran hebat mereka akan memberikan kontribusi penting, mulai dari pengembangan GovTech, keamanan siber, hingga fintech,” ujar Anas di Jakarta, Kamis.

Baca juga:

Sembilan perwakilan talenta digital Indonesia di Singapura yang hadir antara lain: Ainun Najib (Data, AI, dan Civic Tech Expert), Kevin Tanadi (Senior Engineering Manager GovTech Singapore), Felix Fernando (Enterprise Account Director Gartner), Johandy Tantra (Technical Partner Manager Meta), Reynaldo Henry (Software Engineer GovTech Singapore), Agus Komang (Principal Specialist Solution Architect Amazon Web Services Singapore), Fika Fawzia (Data Analyst Meta), dan Khairul Anshar (Development Manager Standard Chartered Bank).

Anas menekankan bahwa dalam hal kapabilitas digital, SDM melalui talenta digital menjadi aspek penting untuk mendukung transformasi digital pemerintah.

Untuk mempercepat penerapan SPBE, Presiden Joko Widodo telah meresmikan GovTech atau INA DIGITAL, yang berfungsi untuk meningkatkan akselerasi dan interoperabilitas data serta sistem di Indonesia.

“Presiden menegaskan bahwa teknologi harus memudahkan layanan bagi masyarakat, dan INA Digital diharapkan menjadi garda terdepan dalam mengawal aplikasi layanan pemerintahan,” ujar Anas.

Dalam kesempatan itu, Ainun Najib mengajak diaspora di seluruh dunia untuk berkontribusi bagi kemajuan Indonesia.

“Senang sekali bisa bertemu Pak Menpan RB, Pak Abdullah Azwar Anas. Semoga ini menjadi langkah awal agar diaspora dapat berkontribusi sebisa mungkin bagi bangsa dan negara tercinta,” kata Ainun.

Agus Komang menilai kemajuan Indonesia dalam transformasi digital merupakan langkah awal yang baik, bahkan bisa menjadi versi digital yang unggul.

“Pembentukan GovTech Indonesia adalah awal yang sangat baik. Saya melihat negara lain, termasuk Singapura, telah memiliki GovTech yang mengeksekusi transformasi digital pemerintah. Proyek prioritas seperti Ina Pass, identitas digital nasional, adalah langkah penting,” jelasnya.

Agus menambahkan, ini menjadi fondasi awal agar sistem kementerian dan lembaga bisa single sign-on, sehingga seluruh layanan bisa terintegrasi dengan baik.

Sementara itu, Fika Fawzia dari Meta menyatakan optimisme terkait layanan digital ke depan, di mana masyarakat hanya perlu satu kali login dan mengisi data untuk mengakses berbagai layanan melalui satu portal, dengan data pribadi aman tanpa fotokopi KTP.

“Setelah berdiskusi dengan Pak Menteri dan Peruri, saya optimistis GovTech Indonesia memiliki kesinambungan dan komitmen dari pemimpin Indonesia, sehingga ke depannya masyarakat tidak perlu membawa fotokopi KTP lagi saat mengurus layanan di kantor kelurahan,” pungkas Fika.

Artikel Terkait